Masalah mimisan ini tidak jarang dialami oleh orang-orang. Hal yang menjadi perhatian bahwa dilema mimisan yang muncul seringkai menimbulkan kepanikan pada orang-orang, khususnya anak-anak.
Perlu untuk dipahami bahwa mimisan bukanlah sebuah kondisi yang darurat sehingga menimbulkan kepanikan luar biasa.
Kasus mimisan ini sering terjadi serta merupakan sesuatu yang telah umum dialami banyak orang, dan bahkan mimisan yang muncul umumnya tidak membahayakan jiwa.
Mimisan merupakan kondisi pendarahan dari hidung. Adapun keluarnya darah bisa melalui salah satu lubang hidung, maupun melalui kedua lubang hidung.
Lamanya keluarnya darah bisa bermacam-macam, ada orang yang mengalami mimisan selama beberapa detik saja namun ada juga orang yang mengalami mimisan lebih dari 5 menit.
Faktor risiko mimisan menurut usia dan kondisi yaitu: bawah umur umur 2-10 tahun, ibu hamil, lansia, dan orang-orang yang mengonsumsi obat antikoagulan dan obat pengencer darah dalam frekuensi tinggi. Mereka yang disebutkan ini mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena mimisan.
Mimisan bisa saja muncul ketika seseorang sebelumnya menjalani operasi di kawasan hidung atau sinus. Demikian juga mimisan bisa terjadi jawaban penggunaan obat pengencer darah (misalnya warfarin, aspirin, dll).
Apabila kondisi mimisan yang dialami terjadi dalam masa yang usang (yaitu 30 menit atau lebih) maka disarankan semoga Anda memeriksakannya ke dokter.
Walaupun dilema mimisan biasanya tidak berdampak serius, namun tetap saja perlu adanya kewaspadaan, dimana dikhawatirkan mimisan yang terjadi merupakan sebuah indikasi adanya penyakit tertentu pada tubuh.
Demikian juga mimisan dengan volume darah yang banyak perlu diwaspadai.
Jenis dan Penyebab Mimisan Pada dinding dalam hidung terdapat banyak pembuluh darah halus, posisinya berada erat dengan lapisan kulit sehingga rentan mengalami kerusakan.
Jika berlandaskan lokasi pendarahannya yang terjadi, mimisan terbagi menjadi 2 macam yaitu anterior dan posterior.
Anterior yaitu adegan depan, adapun posterior yaitu adegan belakang.
Umumnya dari insiden mimisan yang telah dialami orang-orang, 90% atau lebih merupakan jenis anterior. Ini merupakan jenis mimisan yang gampang untuk diatasi.
Pada jenis anterior, pendarahan terjadi pada adegan depan hidung. Kejadian ini yang seringnya dialami anak-anak.
Adapun untuk mimisan jenis posterior, pendarahan terjadi pada adegan pembuluh darah yang lokasinya di adegan belakang hidung (tepatnya pada adegan antara rongga hidung dan langit-langit mulut).
Pada mimisan jenis posterior ini kondisinya lebih serius, dimana banyaknya volume pendarahan yang keluar bisa jauh lebih banyak dibandingkan mimisan jenis anterior.
Orang cukup umur dan lansia menjadi orang-orang yang paling sering mengalami mimisan jenis posterior dibandingkan anak-anak.
Ada banyak faktor pemicu atau penyebab terjadinya mimisan, yaitu: - Kondisi udara yang kering sekaligus dingin.
- Kebiasaan mengorek hidung yang cukup dalam, yang dampaknya bisa melukai dinding hidung adegan dalam.
- Konsumsi obat-obatan (seperti antikoagulan, aspirin, dll) bisa meningkatkan resiko mimisan.
- Adanya tumor pada rongga hidung bisa meningkatkan resiko terjadinya mimisan.
- Terkena dilema iritasi jawaban senyawa kimia (seperti amonia).
- Adanya kelainan pada proses pembekuan darah, menyerupai hemofilia.
- Kebiasaan mengonsumsi alkohol bisa mengakibatkan resiko mimisan.
- Sinusitis.
- Mimisan juga bisa terjadi sebab faktor keturunan.
- Kondisi penyakit tertentu bisa memicu terjadinya mimisan.
Kondisi tumor bisa meningkatkan resiko terjadinya mimisan, yaitu tumor yang tejadi di rongga hidung (tumor angiofibroma). Tumor angiofibroma sanggup terlihat dalam bentuk benjolan yang berwarna merah keputihan di adegan hidung.
Penderita sinus bisa mengalami dilema mimisan, dimana darahnya berwarna gelap dan baunya tidak sedap.
Masalah psikologis menyerupai perasaan tertekan, khawatir berlebihan, stres, depresi, rasa cemas, takut, phobia dan semacamnya bisa menawarkan dampak kesehatan, salah satunya bisa meningkatkan resiko mimisan.
Demikian juga kondisi kesehatan menyerupai demam berdarah, leukimia, darah tinggi, timor dan kanker, bisa memicu terjadinya mimisan. Mimisan sebagai tanda-tanda dari adanya penyakit berbahaya dan kronis tersebut.
Penyebab khusus terjadinya mimisan anterior: - Kondisi udara yang kering. Hal ini mengakibatkan lapisan dalam hidung menjadi kering, sehingga lebih beresiko untuk terluka (bahkan bisa tekrena infeksi).
- Mengupil dengan kuku yang tajam.
- Suhu udara yang sangat panas.
- Melakukan buang ingus dengan terlalu keras atau kencang (saat menghembuskannya).
- Sedang berada di dataran tinggi (biasanya bermukim di dataran rendah).
- Terjadi cedera atau benturan pada adegan hidung.
- Hidung tersumbat jawaban flu.
- Alergi.
- Mengalami penyakit sinusitis yang cukup parah.
- Pemakaian obat dekongestan dalam kadar tinggi.
- Kondisi hidung yang bentuknya cenderung bengkok (bisa terjadi sebab faktor keturunan ataupun jawaban kecelakaan).
Adanya reaksi dari alergi pada suatu hal sanggup menimbulkan pembuluh pada kapiler menjadi terbuka, hal ini menimbulkan potensi keluarnya darah dari adegan pembuluh yang ada di lubang hidung.
Penyebab khusus terjadinya mimisan posterior: - Adanya benturan atau pukulan keras pada kepala.
- Hidung patah.
- Menjalani operasi hidung.
- Terjadinya pengerasan pada dinding pembuluh darah arteri (aterosklerosis).
- Adanya penyakit genetik yang memengaruhi pembuluh darah.
- Adanya gangguan pembekuan darah.
- Penggunaan obat-obatan terlarang (apalagi yang konsumsinya menggunakan media hidung) bisa memicu terjadinya mimisan. Beberapa obat yang sanggup memicu perdarahan yaitu antikoagulan dan aspirin.
- Mengalami penyakit leukimia.
- Tumor di rongga hidung.
Cara Mengatasi Mimisan Sebenarnya, banyak dari kasus dilema mimisan yang terjadi bisa diatasi sendiri di rumah. Cara dasar dan sederhana untuk mengatasi mimisan, yaitu:
Pertama-tama duduklah dalam posisi tegak (hindari posisi berbaring ketika mimisan). Posisi duduk mempunyai kegunaan untuk menghindari atau meminimalisir adanya tekanan pada pembuluh darah di hidung.
Tapi hindari mengangkat kepala (menengadah) ketika mimisan sedang berlangsung, sebab bisa mengakibatkan darah mengalir ke kanal pernafasan, yang kemudian bisa menyumbat nafas ke paru-paru.
Jangan mengangkat kepala (menengadah) ketika mimisan sedang berlangsung
Setelah itu, buatlah posisi badan lebih condong ke depan. Melakukan posisi ini bertujuan semoga darah yang ingin keluar akan melalui hidung nantinya, sehingga bukan masuk ke tenggorokan.
Keluarkan dan buang darah yang mengalir ke adegan mulut. Jangan hingga menelan darah sebab bisa mengakibatkan terjadinya mual, sehingga muntah nantinya.
Anda bisa mengunakan ibu jari dan telunjuk untuk memencet hidung dengan tenaga seperluanya (lakukan selama 10 menit kurang-lebihnya). Tujuan dari melaksanakan ini semoga menawarkan tekanan pada sumber pendarahan d hidung, yang nantinya mempunyai kegunaan untuk menghentikan kelaurnya darah. Saat melaksanakan ini, maka Anda bisa bernapas melalui verbal untuk sementara waktu.
Lakukan pengompresan hambar pada adegan pangkal hidung. Tujuan dari melaksanakan ini yaitu untuk menghambat atau memperlambat pendarahan yang keluar. Anda bisa mengompres hidung dengan es kerikil yang dibalut dengan handuk.
Ketika mimisan berhasil untuk dihentikan, maka dalam beberapa ketika hindari posisi sering membungkuk, usahakan untuk tidak buang ingus, dan jangan melaksanakan acara yang berat. Hal ini bertujuan untuk menghindari timbulnya dilema iritasi pada hidung.
Jika dilema mimisan yang terjadi belum berhenti selama 20 menit, disarankan semoga Anda pergi ke dokter, sehingga akan memperoleh penanganan yang tepat.
Periksakan juga ke dokter ketika mengalami mimisan yang berulang-ulang, sesak napas, pusing, demam, jantung berdebar, batuk berdarah, atau muntah darah.
Jaga Kondisi Kesehatan Agar Selalu Fit Kondisi menyerupai sedang mengalami penyakit hati dan ginjal, ataupun mempunyai kebiasaan konsumsi minuman beralkohol, hal ini bisa mengakibatkan penurunan kemampuan darah untuk menggumpal, yang kemudian memicu pendarahan pada hidung.
Masalah jantung (seperti gagal jantung kongestif) dan hipertensi juga bisa menimbulkan terjadinya mimisan. Hipertensi yang tiba-tiba menciptakan peningkatan tekanan darah secara signifikan, yang bisa disertai sesak napas, sakit kepala berat dan rasa kecemasan.
Sangat penting untuk menjaga kesehatan, kondisi pilek dan alergi pada hidung bisa mengakibatkan terjadinya mimisan.
Jika Sakit Kepala Disertai Mimisan, Bahaya atau Tidak? Pada laman
tanya-jawab Alodokter berjudul “Sakit kepala yg disertai mimisan ancaman atau tidak?”, seorang perempuan berusia 23 tahun bertanya kepada dokter, bahwa dirinya sudah usang mengalami pusing (sakit kepala) hingga mual, kalau sakitnya parah bisa hingga mimisan, mengapa bisa begini?
Maka dr. Mesha Syafitra menjelaskan bahwa sakit kepala yaitu suatu tanda-tanda yang sanggup terjadi sebab beberapa kondisi, menyerupai terdapat gangguan pada struktur organ di kepala, ataupun sebab kondisi lainnya yang menimbulkan timbulnya rasa nyeri di kepala.
Sakit kepala bisa terjadi jawaban tegang, migrain, flu, bisul pada telinga, gangguan gigi, dll. Adapun untuk sakit kepala yang disertai mimisan, kemungkinan sebab adanya gangguan disekitar hidung.
Hal yang perlu diwaspadai ketika tanda-tanda pusing terjadi terus menerus dan mimisan berkepanjangan, apalagi kalau disertai gangguan pernafasan. Demikian juga perlu diwaspadai kalau terjadinya lebih dari sekali dalam seminggu.
Dokter menjelaskan ihwal cara sederhana menghentikan mimisan, yaitu dengan cara memencet adegan hidung dengan ibu jari dan telunjuk selama 10 menit, posisi wajah lurus kedepan (tidak menengadah), serta posisi badan dalam keadaan duduk, dan jangan berbaring.
Ketika memencet hidung, maka pernafasan dilakukan melalui verbal untuk sementara waktu. Adapun untuk meredakan tanda-tanda nyeri kepala maka bisa dengan menggunakan obat parasetamol.
Pencegahan Mimisan Seringkali timbul bekas luka pada pembuluh darah sesudah terjadinya mimisan, yang kemudian luka tersebut bisa menjadi koreng. Kondisi ini mengakibatkan rasa yang tidak nyaman pada hidung.
Hal yang sangat penting untuk Anda ketahui, yaitu jangan hingga mengorek koreng tersebut. Jika melakukannya maka sangat beresiko mengakibatkan terjadinya mimisan lagi.
Hidung bisa menjadi rentan untuk mengalami iritasi atau bahkan terkena bisul sesudah mimisan. Sehingga sangat penting semoga Anda menghindari segala hal yang mengakibatkan timbulnya flu dan batuk, termasuk hindari berada di erat penderita flu dan batuk.
Hal lainnya yang harus dihindari yaitu rokok dan minuman keras.
Selain mencegah kambuhnya mimisan, khusus bagi orang-orang yang belum pernah terkena mimisan, berikut beberapa hal untuk mencegah mimisan:
- Hindari kebiasaan mengorek-orek lubang hidung. Kalaupun Anda ingin melakukannya, maka lakukan dengan hati-hati, hindari mengorek hidung terlalu dalam sehingga bisa menciptakan timbulnya luka.
- Jangan sekali-kali melaksanakan bersin yang terlalu kencang, sebab beresiko tinggi menimbulkan pendarahan, kemudian muncul mimisan.
- Buang kebiasaan merokok, sebab merokok bisa mengakibatkan kekeringan pada hidung, serta memicu terjadinya iritasi pada hidung.
- Dalam pemakaian obat pelega hidung, maka pastikan pemakaiannya harus sesuai dengan tawaran dokter, ataupun sesuai hukum dosisnya (bisa dilihat di label kemasan).
- Ketika Anda mendapat resep obat antikoagulan dari dokter, maka beritahukan ke dokter tersebut bahwa Anda sebelumnya pernah terkena mimisan. Sehingga hal ini bisa menjadi materi pertimbangan oleh dokter.
Prosedur Operasi Jika berbicara ihwal mekanisme operasi, maka ini yaitu sebuah kondisi dimana mimisan yang dialami sudah hingga tingkat yang parah, sehingga perlu tindakan medis yang lebih.
Terdapat mekanisme dengan metode memperabukan pembuluh darah yang sobek. Untuk melakukannya, dokter akan menggunakan nitrat atau arus listrik.
Menyumbat hidung dengan kapas (bisa juga perban kasa), tujuannya supaya mimisan berhenti. Pasien umumnya disarankan untuk dirawat di rumah sakit sehingga kondisinya bisa sering dipantau.
Ada juga mekanisme operasi kecil dengan metode mengikat pembuluh darah yang mengalami pendarahan di adegan belakang hidung.
Secara Umum, Apakah Mimisan Berbahaya? Pada dasarnya mimisan pada hidung bukanlah suatu kondisi serius, apabila:
- Pendarahan berlangsung kurang dari 30 menit
- Frekuensi mimisan yang jarang.
- Tidak banyak darah yang keluar, sehingga masih bisa dikontrol dengan mudah.
- Tidak menimbulkan rasa sakit atau perih.
Nah, kalau kondisinya masih dalam batas-batas yang disebutkan itu, maka Anda tidak perlu khawatir. Anda gres ekstra waspada apabila mimisan yang dialami dalam kondisi:
- Menimbulkan rasa sakit dan nyeri.
- Detak jantung berjalan secara tidak teratur.
- Frekuensi munculnya mimisan sangat sering.
- Tingginya volume darah yang keluar.
- Menimbulkan muntah darah.
- Membuat kulit menjadi pucat.
Jika kondisi mimisan serius, maka Anda harus waspada sebab bisa saja mimisan yang dialami merupakan tanda-tanda dari penyakit tertentu yang berbahaya. Disarankan untuk pergi ke dokter kalau kondisi mimisan sudah parah (ciri-cirinya menyerupai yang disebutkan diatas).
loading...
Pengobatan Alami Mimisan Daun sirih Daun sirih telah diketahui dari dulu ihwal manfaat kesehatannya. Cuci satu lembar daun sirih muda hingga higienis dengan air mengalir, kemudian remas-remas dan gunakan untuk dikompres di hidung atau untuk menyumbat hidung yang mimisan.
Kacang Tanah Pertama-tama siapkan 25 gram kacang tanah, kemudian direbus bersama 400 cc. Biarkan dalam kondisi mendidih hingga airnya tersisa 200 cc. Lalu rebusannya diminum selagi hangat.
Akar alang-alang Siapkan 60 gram akar alang-alang, kemudian direbus bersama 400 cc. Biarkan dalam keadaan mendidih hingga airnya tersisa 200 cc. Lalu minum air rebusannya sebanyak 2 kali dalam sehari.
Pegagan Siapkan pegagagn segar sebanyak 60 gram, kemudian basuh dengan air mengalir hingga benar-benar bersih. Setelah itu direbus bersama 400 cc air. Biarkan air rebusan mendidih hingga tersisa 200 cc. Kemudian minum air rebusan selagi hangat. Lakukan dua kali dalam sehari.
Akar teratai Siapkan akar teratai 200 gram, haluskan dan peras airnya, kemudian perasan akar teratai tersebut diteteskan ke hidung yang terkenan mimisan.
Hal Lainnya yang Penting Diketahui Apabila Anda memperoleh perawatan dari dokter dan dipasangkan sumbat hidung, maka Anda tidak boleh melepaskan sumbat hidung tersebut sendiri. Anda harus kembali ke dokter untuk melepasnya, sebab dokter tentunya lebih paham ihwal hal ini.
Untuk mencegah iritasi terjadi lagi pada hidung, maka jangan menghembuskan napas terlalu kencang, dan usahakan untuk meminimalisir cita-cita untuk bersin dan batuk. Kemudian, Anda jangan melaksanakan kegiatan yang berat-berat, contohnya mengangkat beban.
Kalau bisa, usahakan untuk tidak mengonsumsi obat-obat yang mempunyai dampak mengencerkan peredaran darah (seperti aspirin, ibuprofen, naproxen).
Apabila Anda rentan untuk mengalami mimisan ketika animo kemarau, maka Anda bisa mencoba menggunakan pelembap hidung (misalnya: semprotan pelumas hidung) yang kegunaannya untuk menciptakan hidung selalu dalam keadaan yang lembap.